Modal ini, lanjut Kadri, diperkuat lagi dengan peran dan tugas Farin sebagai wakil ketua DPRD NTB. Dengan fungsi legislasinya itu, dia bisa memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk berkonsolidasi dan memuluskan langkahnya memenangkan Pilkada.
Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Mataram ini juga menyebut ada dua faktor lain yang bisa membuka kemenangan Farin. Pertama adalah faktor Zaini Arony sebagai bapak sekaligus guru politiknya.
“Zaini Arony efek masih kuat dalam pilkada Lombok Barat, karena jasa dan pengabdiannya selama menjadi bupati masih dikenang masyarakat. Pak Zaini Arony juga memiliki basis massa militan,” kata Kadri.
Lalu ditambah lagi faktor yang ketiga yakni ketepatan dari memilih pendampingnya. Sesuai dengan surat undangan yang beredar, nama Hj Khairatun istri dari mantan Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid terpilih sebagai cawabup yang akan mendampingi Farin di Pilkada Lombok Barat.
Dikatakan Prof Kadri, ketepatan dalam memilih pendamping ini makin membuat peluang menang Farin semakin besar. Prof Kadri berpendapat, dalam memilih wakil, perlu mempertimbangkan geopolitik dan elektabilitas. Kata dia, Farin berasal dari wilayah Selatan Lombok Barat maka harus mencari calon wakil yang berasal dari wilayah utara atau wilayah tengah.
“Dan dengan mengambil wakil dari wilayah utara seperti Gunungsari dan Batulayar untuk wilayah utara, tentu saja yang memiliki elektabilitas tinggi,” ungkapnya.
Seperti yang diketahui, Hj Khairatun Fauzan Khalid merupakan penguasa suara wilayah utara Lombok Barat. Terbukti dalam dua kali pilkada yang mengantarkan Fauzan Khalid sebagai Wakil Bupati dan Bupati Lombok Barat, serta menang di Pemilu Legislatif DPR RI 2024 kemarin, suara Gunung Sari dan Batu Layar mengerucut kepada Fauzan Khalid.
Selain itu, Kadri menambahkan, Pilkada Lobar 2024 tanpa adanya incumbent juga bisa mempermudah jalan bagi Farin-Hj Khairatun dalam memenangkan Pilkada Lombok Barat.***