Hingga kini, baru terdapat satu Pabrik Porang yang beroperasi dengan mempekerjakan 300 lebih tenaga kerja selama proses berdirinya Pabrik Porang di Sekotong. Namun kedepannya telah direncanakan pembangunan hotel & resort serta pelabuhan privat yang menghubungkan daerah Sekotong secara langsung dengan Bali.
Melalui perencanaan tersebut, PT Rezka Nayatama memiliki proyeksi kebutuhan tenaga SDM lokal lebih dari 500 tenaga kerja yang akan bekerja untuk menjalankan operasional beberapa unit usaha yang terdapat di daerah Sekotong.
Sayangnya hal tersebut hingga saat ini belum dapat terealisasi dengan baik akibat adanya gangguan oknum masyarakat yang menghasut masyarakat Dusun Pengawisan untuk menolak hadirnya perusahaan di daerah Sekotong Barat.
Ryan Idha selaku Government Relation PT Rezka Nayatama mengatakan, pihak perusahaan memiliki niat baik untuk terus berkomitmen melakukan pembangunan secara berkelanjutan. PT Rezka Nayatama mengajak keterlibatan masyarakat di Kecamatan Sekotong untuk bersama-sama merealisasikan investasi dari PT Rezka Nayatama yang lebih besar dari sebelumnya.
Hanya saja, dalam proses pembangunan yang berkelanjutan serta mengajak keterlibatan masyarakat, PT Rezka Nayatama terhadang oleh para oknum masyarakat yang mementingkan kepentingan pribadin semata.

“Kami berharap ada tindakan tegas terhadap oknum masyarakat di Dusun Pengwisan ini oleh apparat penegak hukum,” tegas Ryan Idha.
Investasi berkelanjutan di daerah Sekotong sangat diperlukan sebagai penopang infrastruktur alam yang tidak kalah dengan wilayah Senggigi dan Mandalika. Hamparan laut dan sejumlah Gili yang terdapat di wilayah Sekotong memerlukan sentuhan investasi agar prekonomian masyarakat berputar secara baik dan meningkat.
Adanya para oknum “pemain lahan” salah satunya di Dusun Pengawisan sangat menghambat proses pembangunan masyarakat di Sekotong.