Ada seejumlah tantangan dalam pelaksanaan KLA Lombok Timur diantaranya, yakni Tim Gugus Tugas yang dinilai belum optimal.
Selain itu, kurangnya pemahaman cakupan indikator KLA oleh OPD maupun lembaga terkait, termasuk juga mengenai koordinasi yang belum berjalan dengan baik.
Selain menargetkan peningkatan status KLA dari tingkat pertama ke tingkat madya pada akhir 2024, Juaini Tofik juga berharap prevalensi stunting berada di angka 14 persen sesuai target nasional.
Merujuk pada hasil penilaian kinerja stunting tahun 2023, sejumlah hal perlu mendapat perhatian, seperti kelengkapan dokumen master analisa situasi.
Dalam kesempatan itu, H Ahmat selaku Kepala Dinas DP3AKB Lotim, juga menambahkan bahwa pihaknya telah menetapkan target agar status KLA Lotim meningkat dari tingkat pertama menjadi Madya pada tahun 2024.
Namun, menurutnya masih terdapat beberapa OPD yang perlu meningkatkan kinerjanya, terutama di klaster pendidikan dan kesehatan.
Meskipun demikian, kolaborasi antar OPD masih menjadi kendala utama. Meskipun secara persentase kinerja rata-rata tim gugus tugas KLA Lotim telah mencapai angka 50 persen.