Dengan mengedepankan aksi, konvergensi dan sinergi melalui pendekatan gerakan bhakti-stunning yang dipraktikkan.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia, provinsi NTB berhasil menurunkan angka stunting sebesar 8,1% yang merupakan tingkat penurunan tertinggi di Indonesia.
Selanjutnya, gubernur mengimbau seluruh pemangku kepentingan untuk terus bekerjasama dan mengambil langkah-langkah sesuai peran masing-masing.
Pihaknha akan mengerahkan tim percepatan stunting dari tingkat provinsi hingga desa, memperkuat posyandu keluarga, meningkatkan puskesmas, berkualitas.
Salah satu tugas terpenting untuk mempercepat penurunan stunting di NTB adalah Tim Pendamping Keluarga.
Ia berharap Desa Setanggor mendapat penilaian setinggi-tingginya dan kerja sama yang dilakukan selama ini dapat membawa manfaat besar bagi pembangunan NTB.
Berkenaan dengan ungkapan dari Pj Gubernur, Pj Bupati Lombok Timur pun sepakat.
Salah satunya adalah upaya konvergensi yang diartikan sebagai kerja sama yang bersifat co-location.
Pemerintah daerah juga mendorong optimalisasi sumber daya, infrastruktur, dan peraturan.
Pengurangan stunting kini tidak hanya fokus pada bayi yang mengalami stunting, namun juga pada ibu hamil, calon pengantin, dan remaja, termasuk pencegahan perkawinan anak yang terus dilakukan sosialisasi.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan dan PKK bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam Program Dekapan PKK Canting Srikandi untuk mendukung keluarga penderita stunting.
Program ini dimulai dengan pendidikan, juga akan membantu mengurangi dan mencegah stunting di Lombok Timur.***