Komposisi penghasil energi bersih terbesar memang masih dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) yakni sebesar 49,56 persen dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 43,24 persen.
Meskipun lebih rendah daripada PLTS, namun penggunaan biomassa ini mampu berfungsi sebagai base load sistem kelistrikan, yakni tidak terbatas waktu penggunaan selama sumber bahan bakunya tersedia.
“Hal ini berbeda dengan PLTS yang bersifat intermittent atau tergantung pada paparan sinar matahari,” imbuhnya.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan penggunaan biomassa, PLN tentunya tidak bisa berjalan sendiri, membutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.
“Terima kasih atas dukungan masyarakat NTB, bersama kita akan wujudkan Net Zero Emission untuk menghadirkan energi bersih yang berkelanjutan,” tandas Djarwo. ***