Demikian juga sikap Bang Zul dalam merespons pertanyaan Paslon lalin yang dinilai sebagai hal yang efektif.
“Paslon lain tampak seperti nakal ke Bang Zul yang tujuann memukul Zul-Uhel, tapi akhirnya malah menjadi bumerang karena jawaban Bang Zul berbasis data,” jelasnya.
Dia mengatakan, performa Zul-Uhel dalam debat perdana sebagai bukti bahwa pasangan ini yang paling siap melanjutkan pembangunan agar tidak dimulai lagi dari awal dengan hadirnya pemimpin baru.
Hasil ini dinilai dapat mengerek tingkat keterpilihan Zul-Uhel jelang hari pencoblosan.
“Sangat mungkin elektabilitas Zul-Uhel akan naik seiring visi misinya yang tepat untuk melanjutkan program periode sebelumnya,” tutup Rossi.
Salah satu contoh respons menohok Bang Zul, yakni mengomentari Iqbal mengenai meritokrasi ASN dalam tata kelola birokrasi.
Zul mengungkap menjadi gubernur tidak seperti duta besar atau jabatan Iqbal sebelum maju Pilgub NTB.
Zul mengatakan memberikan kesempatan kepada orang-orang yang berprestasi atau memiliki kemampuan bukan berdasarkan kekayaan atau kelas sosial menjadi penting.
Namun perlu diingat, kata dia, kadang-kadang untuk mengisi jabatan struktural di birokrasi memerlukan kelenturan dan toleransi.
“Kami sepakat, dengan apa yang disampaikan pasangan 03, tapi jadi gubernur itu beda dengan jadi Dubes,” jelas Bang Zul.