Meski penuh keakraban, ia tak lupa menekankan pesan penting agar para remaja tetap fokus menuntut ilmu dan mengejar cita-cita demi masa depan yang lebih baik.
“Tadi sudah banyak sekali disampaikan dari kesehatan fisik, mental, dan juga dari sisi hukumnya seperti apa. Jadi, memang kalau bisa dikatakan, tidak ada dampak positifnya untuk pernikahan anak usia dini. Jadi, mari kita sama-sama jangan lagi ada pernikahan anak usia dini,” tegasnya.
Lebih jauh, Ibu Selvi menekankan pentingnya generasi muda tumbuh sebagai pribadi yang sehat, cerdas, dan berdaya demi tercapainya visi besar bangsa.
“Kita sama-sama ingin generasi muda Indonesia ini bertumbuh menjadi generasi yang sehat, generasi yang berpendidikan, dan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Jadi, kita harus semuanya bekerja sama, termasuk dari adik-adik ini,” ajaknya.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti sekitar 100 pelajar dari empat SMP di Kota Mataram. Selain para siswa, hadir pula kader posyandu, komunitas perlindungan anak, serta tenaga kesehatan dari berbagai wilayah di NTB.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber dari kalangan dokter RSUD Provinsi NTB dan seorang jaksa dari Kejati NTB, yang secara komprehensif memaparkan dampak pernikahan dini dari berbagai aspek, mulai dari kesehatan reproduksi dan mental, pertumbuhan anak hasil pernikahan usia dini, hingga aspek hukumnya.