KUPAS NTB – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, mengadakan peresmian Grand Launching United Tractors (UT) School Mataram yang diselenggarakan oleh Yayasan Karya Bakti United Tractors di SMKN 6 Mataram, Selasa (15/4).
Peluncuran ini menjadi titik penting dalam pengembangan pelatihan mekanik alat berat pertama di Lombok yang terhubung langsung dengan sektor industri dan pasar kerja global.
Program pelatihan ini adalah hasil kerjasama antara Yayasan Karya Bakti United Tractors dan Pemerintah Provinsi NTB.
Ummi Dinda ajak IWAPI turut sukseskan kegiatan Fornas VIII
Ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja muda lokal, serta memenuhi kebutuhan tenaga terampil baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat TNI, Dinas Pendidikan, manajemen PT United Tractors Tbk dan UT School, serta mitra perusahaan dan asosiasi pengusaha.
Dalam pidatonya, Gubernur Iqbal mengungkapkan penghargaan terhadap inisiatif UT School yang dianggapnya sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan mengurangi angka pengangguran di kalangan lulusan SMK.
Jelang FORNAS VIII, Ummi Dinda terima silaturrahmi pengurus KORMI
“SMK kita ini adalah produsen pengangguran paling produktif di NTB. Itu karena dibangun berdasarkan intuisi, bukan data statistik kebutuhan industri,” tegas Gubernur NTB.
Ia menekankan kurangnya hubungan antara kurikulum SMK dan tuntutan nyata di dunia kerja.
Sebagai hasilnya, banyak lulusan yang tidak memiliki sertifikasi keahlian dan mengalami kesulitan untuk memasuki pasar kerja internasional, yang saat ini sangat terbuka, terutama di negara-negara yang mengalami krisis populasi produktif seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan kawasan Eropa.
“Kebutuhan tenaga kerja terampil di dunia mencapai puluhan juta. Tapi lulusan kita belum bisa bersaing karena belum distandardisasi secara global,” katanya.
Sebagai tindakan nyata, Gubernur NTB mendorong perubahan total pendidikan vokasi di NTB.
Ia pun mengarahkan kepala SMA dan SMK agar proaktif melakukan sosialisasi ke tingkat SMP, menjelaskan dua alternatif masa depan yang dapat dipilih siswa: pendidikan akademik atau kejuruan.
“Kalau orientasinya bekerja, masuklah ke SMK. Tapi kalau mau lanjut studi, silakan ke SMA. Kita harus jujur sejak awal. Jangan sampai masuk SMK tapi cita-citanya kerja di Indomaret,” ujarnya tegas.