KUPAS NTB – Hj Nanik Suryatiningsih yang biasa disapa Bunda Nanik kembali mengingatkan masyarakat akan bahayanya politik uang yang biasa disebut money politik.
Bukan hanya karena akan mempengaruhi target suara yang akan diperoleh jagoanya yang menjadi bakal calon Bupati dan bakal Wakil Bupati Lombok Barat Nuavar Furqani Farinduan alias Farin dan Hj Khairatun Fauzan Khalid dalam Pilkada serentak 27 November mendatang, tapi lebih kepada dampak politik uang itu pada mental masyarakat dan juga nasib Lombok Barat kedepannya.
Dalam silaturahmi dengan ratusan masyarakat di Dusun Karang Mudeng Desa Jagaraga Indah Kecamatan Kediri Rabu (24/7) malam, Bunda Nanik menyebutkan jika poltik uang ini sudah cukup meresahkan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok serentak.
Bahkan sebagian masyarakat menilai, jika praktik politik uang dalam kontestasi politik merupakan hal wajar, padahal, praktik itu mencederai demokrasi dan integritas pemilihan.
Tak bisa dipungkiri, tambah Bunda Nanik, faktor ekonomi memberi peluang bagi dinimika politik uang berkembang. Padalah politik uang yang merujuk pada penggunaan uang sebagai alat untuk memperoleh pengaruh politik telah merusak integritas politik dan membahayakan prinsip-prinsip demokrasi.
“Politik uang dapat merusak demokrasi, namun ironisnya, politik uang sudah dianggap wajar terjadi di daerah kita. Karena itu, kita harus melawanya dengan memiliki kesadaran untuk melawan politik uang tersebut, masyarakat harus memiliki kesadaran untuk menolak praktik politik uang,” ajak Bunda Nanik.
Istri mantan Bupati Lombok Barat Dr H Zaini Arony ini juga mengingatkan, politik uang bisa mengubah politik menjadi arena transaksi, di mana kepentingan pribadi atau kelompok dipertaruhkan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
Celakanya, jika ini terjadi maka kepentingan masyarakat akan terabaikan dan kebijakan yang dihasilkan cenderung untuk mengembalikan cos finansial yang digunakan untuk membayar suara masyarakat, bahkan berkali-kali lipat jumlahnya.