Ia berpendapat bahwa hotel bukan sekadar lokasi untuk beristirahat, melainkan juga elemen penting dalam pengalaman perjalanan yang harus menawarkan kenyamanan dan kesan yang mendalam bagi para pelancong.
“Berbagai aspek perlu kita perbaiki, tetapi jika okupansi tidak meningkat, hotel dan penerbangan akan kesulitan berkembang, jadi pada tahap awal inilah yang kami upayakan, agar ada energi untuk berkembang,” ujar Mamiq Iqbal.
Ketua Umum IHGMA Indonesia, Dr. I Gede Arya Pering Arimbawa, SE, M.Si., CHA mengapresiasi ide tersebut dan menyatakan kesiapan asosiasi untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam meningkatkan standar layanan serta menciptakan inovasi di sektor perhotelan.
“Kami siap bekerja sama untuk membangun ekosistem pariwisata yang lebih kokoh,” ungkapnya.
Selain membahas strategi pariwisata, acara bukber ini juga berfungsi sebagai sarana silaturahmi antara pemerintah dan pelaku industri pariwisata.
Mamiq Iqbal mengundang semua pemangku kepentingan untuk tetap berkolaborasi dan menghadapi tantangan bersama demi perkembangan pariwisata NTB.
Melalui pendekatan berbasis ekosistem ini, diharapkan NTB tidak hanya menjadi tujuan wisata bertaraf internasional, tetapi juga mampu memberikan dampak ekonomi yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat.***