Iklan lotim

Zaini Arony yakinkan masyarakat jika konsep pembangunan yang ditawarkan Rintun nyata dan terukur

DR H Zaini Arony menjamin, konsep pembangunan yang ditawarkan Rintun bukan asal-asalan, tapi berdasarkan kajian mendalam dan pengalaman yang nyata dan terukur.

Yang menarik bukan soal Zaini Arony yang turun gunung setelah lama menghilang, tapi lebih kepada konsep-konsep cemerlangnya tak pernah pudar setelah turun tahta.

Hebatnya lagi, Zaini turun ke desa-desa tak sekedar berkampanye untuk Rintun (Farin-Khairatun), tapi juga menyerap apa saja persoalan yang dihadapi masyarakat, dan Zaini mampu memberi konsep solusi terbaik dengan memanfaatkan potensi dari desa yang bersangkutan.

Contoh ketika Zaini Arony berkunjung ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) dan dusun yang ada di Kecamatan Narmada Kamis (17/10).

BACA JUGA:   Fauzan Khalid berharap potensi kopi dan jahe Lombok bisa go internasional

Dimana dia bertemu dan berdiakusi dengan Pimpinan Ponpes dan Tokoh yang ada di Desa Lembah Sempage, Desa Pesongoran Jukung, Desa Badrain dan Desa Batu Rimpang Kecamatan Narmada Lombok Barat.

Selain sosialisasi Pilkada serta mengajak tokoh dan masyarakat Narmada untuk mencoblos Nomor 1 di Pilakda Lombok Barat, Zaini mencoba berdiskusi tentang potensi dan solusi persoalan yang dihadapi masyarakat, termasuk tentang kualitas santri lulusan Ponpes.

Ada konsep menarik yang disampaikan Zaini yang membuat para Pimpinan Ponpes berdecak kagum, yakni soal Satri yang harus tampil dengan formasi lengkap, kaya imtaq (iman dan taqwa) dan kaya Iptek (ilmu dan teknologi).

Artinya, Ponpes harus melakukan satu trobosan baru dibidang Tahfiz Al Quran, mulai dari santri usia dini atau Ibtidaiyah. Yakni dengan melatih santri, tidak hanya mampu menghafal Al Quran tapi juga mengimplementasikan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Demi memenangkan putranya, Zaini Arony harus turun langsung bertemu dengan masyarakat, menjelaskan konsep-konsep yang akan diterapkan Farin-Khairatun ketika terpilh menjadi Kepala Daerah Kabupaten Lombok Barat.

“Maksudnya Santri tak hanya digembleng masalah Al Quran dan agama tapi juga keterampilam hidup. Karena tidak semua Santri akan memilih menjadi ulama, guru agama atau guru ngaji, tapi bisa jadi dia memilih profesi dari skill yang sudah diajarkan di Pondok,” ucap Zaini.

Bagikan

Artikel Terkait