Bahkan belum ada data yang menunjukkan elektabilitas pasangan AMIN mendominasi suara Prabowo.
“Kalau dikatakan bahwa bisa menggeser dominasi Prabowo, dari sisi data objektif saja belum pernah ada data yang muncul memberikan gambaran bahwa AMIN lebih unggul dari Prabowo-Gibran,” lanjut Nauvar Furqani.
Selain itu, jika dilihat ke belakang, suara Prabowo justru mendominasi 2 kali berturut-turut di NTB.
“Pertanyaannya, apakah dominasi Pak Prabowo terdegradasi hari ini? Bisa saja. Karena ada tiga paslon. Tapi kalau dikatakan bahwa Prabowo akan terlampaui rasanya agak sulit kalau berdasarkan dua indikator itu (berbasis data dan kesejarahan),” kata Nauvar Furqani.
Tidak hanya itu, jika berbicara data sesuai dengan partai pengusung atau koalisi, jelas pasangan Prabowo-Gibran akan unggul di NTB.
Prabowo-Gibran secara akumulatif menguasai sekira 48,06 persen berdasarkan hasil pemilu 2019 silam. Hal itu terdiri atas Partai Gerindra 16,6 persen, Partai Golkar 12,53 persen, Partai Demokrat 7,78 persen,
Partai Amanat Nasional (PAN) 7,5 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 2,75 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,9 persen, ditambah lagi dengan kekuatan Partai Gelora yang baru menjadi peserta pemilu di 2024 mendatang.
