Itu sebabnya, dengan melihat potensi kurma di Lombok Utara, BRIDA NTB yang tengah mendorong pembangunan Desa Berdaya akan menjadikan Lombok Utara sebagai salah satu yang pertama digarap.
Seperti diketahui, Pemprov NTB memiliki program Desa Berdaya yang menargetkan 113 desa dengan kategori miskin ekstrem, termasuk di Kabupaten Lombok Utara.
Petani di lahan kering Lombok Utara harus diberdayakan, salah satunya dengan mengembangkan potensi kurma yang mulai menunjukkan perkembangan luar biasa bagi daerah lahan kering.
Aryadi menyebutkan, potensi tanaman kurma di Lombok Utara sangat besar dan telah menjadi salah satu komoditas andalan yang menembus pasar global.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kombinasi unik antara kondisi alam, inovasi petani, dan dukungan pemerintah daerah.
Secara mengejutkan, kondisi tanah di Lombok Utara yang berpasir akibat letusan Gunung Samalas pada tahun 1257 sangat mirip dengan tanah di Timur Tengah, habitat asli kurma.
Tanah ini memiliki kandungan fosfor yang tinggi, sangat cocok untuk pertumbuhan kurma.
Selain itu, pola iklim mikro di Lombok Utara juga mendukung, yaitu suhu siang hari yang bisa mencapai 40 derajat Celcius dan turun drastis hingga 16 derajat Celcius di malam hari, menciptakan kondisi yang sempurna untuk pertumbuhan pohon kurma.
Itu sebabnya, tambah Aryadi, tanaman kurma sangat cocok dikembangkan di Lombok Utara dan telah terbukti berhasil. Bahkan, kurma dari Lombok Utara memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kurma impor.
“Kurma KLU sudah mendapatkan pengakuan internasional dengan meraih peringkat ketujuh dari 10 kurma terbaik dunia pada festival kurma internasional di Abu Dhabi pada tahun 2023 dan 2024,” ungkap Aryadi Kamis (11/9).
Keistimewaan lainnya adalah pohon kurma di Lombok Utara bisa berbuah sepanjang tahun, berbeda dengan kurma di negara lain yang hanya berbuah musiman.

“Produktivitasnya juga tinggi, dengan satu pohon dewasa mampu menghasilkan 100-300 kg buah per tahun,” tambah Aryadi.
Selain itu, budidaya kurma di Lombok Utara memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Harga jual kurma segar (ruthob) di sana sangat tinggi, mencapai Rp250.000 hingga Rp360.000,- per kg.
Selain itu, ada model kerja sama “nyakap” (bagi hasil) yang adil antara pemilik lahan dan investor, membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk terlibat dalam usaha ini.
Keberhasilan ini juga menarik minat investor asing, seperti dari Uni Emirat Arab, untuk berinvestasi dalam pengembangan kurma di Lombok Utara.