KUPAS NTB – Analisa di kalangan pengamat terhadap calon presiden (capres) ketika debat perdana di Gedung KPU, menilai ada titik lemah masing-masing capres. Masing-masing capres juga unggul di beberapa isu sub tema. Poin terbesar Ganjar Pranowo, ketika menyerang Prabowo Subianto tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto sempat menyinggung perihal harga pupuk yang mahal dan langka. Justru pernyataan Prabowo itu jadi bumerang. Ganjar menyerang dengan menyebut Prabowo sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) seharusnya bisa memperjuangkan itu.
Kali ini, Prabowo kian terpojok setelah Ganjar menyerang balik dari pernyataan Prabowo sendiri. Ganjar juga menyerang Prabowo dengan isu HAM. Dimana Prabowo juga diminta bertanggung jawab atas kasus penculikan dan orang hilang. Prabowo berdalih dan mengelak lalu mengatakan Ganjar tidak memiliki data tentag orang hilang dan penculikan aktivias HAM.
Pengamat politik menilai Anies Baswedan dan Prabowo bersaing ketat dalam debat pertama. Di saat yang sama Ganjar dinilai ketinggalan karena bingung dalam branding visi dan misi. Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro dan Analis Politik dan Analis Politik, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan hasil analisa capres di debat perdana Selasa 12 Desember 2023 lalu.
Arifki menilai Prabowo tidak punya kemampuan retorika, dan gampang diserang lawan debatnya. Meski demikian Prabowo cerdik dalam mengambil perhatian publik. Arifki menyoroti gimik Prabowo seperti frase “sorry ye” ataupun “Mas Anies. Mas Anies” saat menjawab serangan kedua kandidat. Jawaban Prabowo simpel dan gampang dipahami publik dunia maya.
Agung melihat Prabowo banyak membuang peluang. Prabowo sering tidak memanfaatkan waktu yang masih tersisa untuk menjawab atau bertanya. Arifki, melihat sebenarnya Prabowo dan Anies imbang selama tiga sesi pertama. Namun, Prabowo tak mampu memaksimalkan tiga sesi berikutnya. “Segmen empat sampai enam, Prabowo kedodoran di tanya jawab,” katanya.