Untuk per 31 Desember, Lombok Timur berhasil menurunkan tingkat stunting 2 persen hingga mencapai 14%.
Oleh karena itu, Pj Bupati Lombok Tinur menargetkan agar bayi dan balita bisa hadir setiap posyandu sekitar 98%.
“Menilik akar permasalahan stunting, yakni adanya persoalan gizi kronis. Untuk itu diperlukan upaya-upaya lintas sektoral,”
“Salah satunya dengan kehadiran bayi dan balita bisa mencapai 98% di posyandu. Saya harapkan pendekatan lebih intens lagi dengan kader-kader posyandu dan perangkat desa lainnya,” kata M Juaini Taofik.
M Juaini Taofik pun mengatakan agar pendataan dan pencatatan stunting agar dipetakan.
Oleh karena itu, M Juaini Taofik berharap angka kunjungan pada posyandu tetap tinggi.
Terlebih lagi saat ini posyandu sudah menyediakan berbagai alat yang lengkap untuk mendukung program pencegahan stunting.
Bahkan hal ini dilakukan agar bisa terus melihat dan memantau perkembangan bayi dan balita.
“Selain posyandu, program PKK Cegah stunting di seribu hari kehidupan dini (Canting Srikandi), Dharma Wanita Cerdas,”
