Perlu Effort Kuat yakinkan Parpol
Terkait calon kepala daerah bukan dari kalangan kader partai politik , didu melihat perlu effort yang lebih untuk menyakinkan owner parpol bahwa kekuatannya tidak sekedar elektabilitas, rekam jejak , tapi harus disertai komitmen yang kuat plus logistik.
“Kontestasi Pilkada perlu beaya yang tidak sedikit untuk menggerakkan semua sumber daya pemenangan, seperti beaya kampanye, APK, saksi maupun operasional lainnya, belum lagi beaya survey, dll,” ujar didu.
Sehingga agak sulit membayangkan dan mustahil jika para konstestan Pilkada tidak ditopang oleh beaya politik yang memadai untuk kontestasi Pilkada
“Dipentas politik gelaran Pilkada tidak sekedar mengandalkan popularitas dan ketokohan semata, karena tidak ada makan siang gratis. Yang ada adalah hubungan simbiosis mutualisme yg saling memahami maksud,” urai didu.
Terakhir didu menggaris-bawahi bahwa tidak mudah memenangi Pilgub NTB 2024 bagi siapapun yang tampil sebagai Calon Kepala Daerah karena Lanskap jauh berbeda dibanding Pilgub 2018 silamnya. Salah satu terdapat 2,1 Juta Pemilih Pemula/ Swing Votter/ Gen Z , Milenial yang perlu di yakinkan utk memilih dan datang ke TPS .
Untuk sekedar Ilustasi Pada Pilgub NTB 2018 silam , suara tidak sah sebesar 84. 361. Dari total pemilih 2,6 jutaan. Sementara Pileg 2019, suara yang tidak sah maupun pemilih golput di pulau lombok berkisar hampir 700 ribuan. Jumlah suara tidak sah dan golput berpeluang digarap dalam Pilkada / Pemilu 2024.








