KUPAS NTB – Pasangan calon (paslon) presiden/wakil presiden gencar berburu pemilih pemula (Gen-Z) dan milenial di masa kampanye pemilu 2024. Tanpa bermaksud mengabaikan pemilih di kalangan generasi X, Tim Pemenangan (TP) hampir semua paslon berusaha mencari simpatik Gen-Z dan milenial karena pemilih terbesar berasal dari dua generasi ini.
Jika dilihat berdasarkan kelompok tahun kelahiran 1996-2015 atau mereka yang kini berusia 8-23 tahun disebut Generasi Z (Gen-Z). Generasi Milenial mereka yang lahir antara tahun 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun).
Kemudian ada yang disebut generasi X (Gen-X) atau generasi kelahiran 1965-1980 atau berusia 40-55 tahun. Kelompok atau generasi terakhir disebut Baby Boomer, generasi kelahiran 1946-1964 atau kini berusia 56-74 tahun.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pemilu tahun 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Sekitar 55-60 persen adalah pemilih dari kalangan muda atau sebesar 106.358.447 jiwa. Mengingat jumlah Gen-Z dan milenial lebih dari setengah pemilih, TP paslon presiden melakukan berbagai cara menarik simpati dari kalangan Gen-Z dan milenial. Untuk memperoleh elektoral dari dua generasi ini tidak mudah.
Dua level kelompok masyarakat ini tergolong generasi yang cerdas. Tidak mudah dipengaruhi, apalagi di iming-imingi janji-janji politik yang tidak jelas. Mereka gampang melakukan ‘pemberontakan’ dan mengkritik dengan suara lantang jika tidak menepati janji politiknya.
Namun tidak sedikit dari dua kelompok ini yang hanya sekedar mencari manfaat financial. Kemudian, memberikan suaranya sesuai hati nuraninya setelah berada di bilik suara.