KUPAS NTB – Pasangan calon walikota dan wakil walikota Mataram Lalu Arya Dharma-Weis Arqurnain atau lebih tepatnya pasangan AQUR menyampaikan visi misinya.
Dalam debat ketiga ini, pasangan AQUR membahas tentang tujuan utama mereka membangun Kota Mataram mulai dari kampung.
Lalu Arya pun mejelaskan makna ‘kampung’ yang dimaksud pasangan ini bukan hanya merujuk pada perkampungan melainkan makna yang lebih luas.
Lalu Arya mengatakan kampung yang dimaksud lebih kepada keadaan bukan secara teritorial.
“Jadi kampung yang kami dimaksudkan disini adalah tidak teritorial tapi suatu keadaan dimana kampung itu identik dengan pemukiman padat penduduk, pemukiman yang kebersihannya masih di bawah, pendidikannya masih terlantar, ekonominya masih morat-marit, kalau malamnya masih gelap gulita, gitu,” katanya.
Permasalahan-permasalahan dasar tersebut akan menjdi prioritas pertama yang akan ditagani oleh pasangan ini.
Nantinya, pasangan ini tidak hanya mengandalkan program yang berpacu pada daftar saja, melainkan pada pergerakan.
Lalu Arya justru akan memadukan program dan gerakan serta melibatkan beberapa elemen untuk memaksimalkan tercapinya tujuan.
“Kami akan memadukan antara program dan gerakan. Nanti kami akan kolaborasikan gerakan dengan DPRD dan masyarakat kemudian pihak swasta, BUMN, dan lain-lain. Nanti kami akan bangun kota mataram mulai dari kampung,” lanjutnya.
Untuk memaksimalkan program, pasangan AQUR sepakat untuk mendukung adanya koperasi di masing-masing lingkungan.
Kehadiran koperasi ini nantinya diharapkan bisa menjadi wadah dari program yang diturunkan.
Selain itu, Lalu Arya pun menyebutkan permasalahan utama yang sedang dirasakan masyarakat Kota Mataram saat ini berawal dari masalah ekonomi.
“Jadi semua persoalan ini sebenarnya embrionya adalah persoalan ekonomi, jika ekonominya terangkat, otomatis semua sektor itu akan mengikuti,” terangnya.
Karena itu, pasangan ini pun menyinggung soal masalah ekonomi yang belum bisa ditangani pada periode sebelumnya.
Menurutnya, percuma Kota Mataram memiliki banyak penghargaan jika masyarakatnya masih memikirkan persoalan makan apa untuk hari esok.