Degradasi diduga dilakukan untuk Prabowo-Gibran dan menurunkan elektabilitas keduanya.
“Yang tadi elektabilitasnya tinggi, ingin diturunkan, sehingga yang lain bisa naik elektabilitasnya,” lanjut Ujang Komarudin.
Menurut Ujang Komarudin, dalam film tersebut memperlihatkan kecurangan salah satu paslon yang belum tentu kebenarannya.
Bahkan bisa saja kubu yang lain juga melakukan kecurangan tapi tidak diperlihatkan di dalam film.
“Memang kelihatannya ada skenario ya yang ingin menuduh kecurangan kepada pihak tertentu, padahal belum tentu juga curang,”
“Karena yang saya lihat ya, kecurangan itu bisa dilakukan oleh siapapun, oleh semua peserta pemilu, tidak oleh kubu tertentu,” jelas Ujang Komarudin.
Apalagi penayangan Dirty Vote dilakukan di masa tenang dan di luar masa kampanye sebelumnya.
Hal ini juga dirasakan oleh Direktur P3S, Jerry Massie terkait dugaan propaganda politik untuk menjelekkan Prabowo-Gibran.
“Jadi sepertinya ini sengaja dibuat bukan untuk membuat pemilu bersih. Jangan sok tak berdosa yang penting kita mau merubah sifat dan karakter kita seperti ditunjukan Prabowo dengan program memberi makan anak-anak dan fakir miskin,” ungkap Jerry Massie.
Jerry Massie juga menduga film ini memiliki campur tangan dari Mahfud MD sehingga terkesan menyerang satu kubu saja.