Sementara itu, Riri, MIF Sosial Media Communicator dan Enterprenuership memaparkan pentingnya membangun kolaborasi dan inovasi agar MIF memiliki kekuatan tidak hanya tingkat nasional tapi International.
Top Excutive MIF lainnya, Gugung Gumilar, yang juga Manajer Hotel De Balen Soultan dan Ketua Unit TEFA, ikut memberikan gambaran MIF membangun kolaborasi dan menjadikan MIF brand DBSH dan Brand Poltekpar Lombok.
Dalam pertemuan dengan Tim Kemenekraf itu, Ipung Febriansyah selaku Manager Penghubung Area Jabodetabek Bidang Kerjasama, memberikan gambaran agar lebih dikenal dan dihubungkan dengan berbagai kepentingan yang kuat. Misalnya MIF menyasar Jakarta MIF sebagai pusat branding MIF.
“MIF 2025 adalah perjalanannya harus lebih disuguhkan berkualitas tidaknya tampilan tapi hasil dari kegiatan bersifat science dan memberikan dampak bagi NTB, Lombok Tengah dan Indonesia ,” ucap Ipung Febriansyah.
Sementara itu, Sirajuddin selaku Director dan Founder MIF memaparkan kepada Tim Kemenekraf mengenai pementasan MIF Oktober mendatang, terutama mengenai fashion, seni pertunjukan, kuliner dan seni pertunjukan.

“Intinya Kemenekraf siap berkolaborasi dan akan terus memantapkan MIF di Tahun 2026 dengan program yang lebih besar dan berkualitas,” ungkap Sirajuddin.
Dosen Poltekpar Lombok ini kemudian menyampaikan sejumlah kolaborasi yang disepakati antara Kemenekraf dengan MIF yakni, pertama dalam bidang pemberitaan, komunikasi, dan penciptaan produk release akan dilakukan melalui biro Komunikasi Kemenparekraf. Kedua, peningkatan kualitas produk Ekraf ( fashion, kriya, seni Kuliner dan seni pertunjukan ).
Lalu ketiga, membangun kolaborasi jangka panjang dengan Gubernur NTB, Bupati Lombok Tengah serta Politeknik Pariwisata Lombok untuk menjadikan MIF sebagai salah satu event terbaik.
“Lalu, perlunya dokumen dampak MIF 2023- 2024 dan 2025 serta perencanaan program dan anggaran untuk kolaborasi 2026,” jelas Sirajuddin.