Karena jika pemimpin itu terpilih, maka dia akan merancang program-program brilian untuk pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya akses jalan yang dapat mempermudah petani membawa hasil sawahnya di jual ke kota, akses kesehatan dan pendidikan gratis, bantuan modal usaha tanpa harus mencicil dengan bunga yang besar, sarana ibadah yang bagus dan bersih, sarana air bersih gratis di setiap dusun dan masih banyak lagi.
“Jadi jika ditukar semua pelayanan yang kita dapat selama 5 tahun itu dengan uang 100 ribu misalnya seperti, sungguh kita sangat merugi, dan kita tidak bisa menuntut hak karena suara sudah kita jual” tambah Farin.
Itu sebabnya sekali lagi Farin menghimbau kepada masyarakat, jangan sampai menjual suaranya kepada pemimpin yang ingin menjadi Bupati dengan cara membeli suara.
“Berapa pun jumlah uang yang akan diberikan untuk mendapatkan satu suara, tidak sepadan dengan pelayanan dan nilai materiil yang akan diperoleh seorang warga masyarakat Lombok Barat dalam 5 tahun ke depan.
Selain itu, Farin juga meminta masyarakat memilih putra daerah asli sebagai kepala daerah, bukan mengimpor dari luar.
“Jangan memilih pemimpin yang impor dari luar sementara ada figur terbaik putra daerah Lombok Barat yang ikut bertanding,” himbau putra DR H Zaini Arony, mantan Bupati Lombol Barat dua periode ini.
