Bunda Nanik tak memungkiri jika kesuksesan dirinya duduk di Udayana berkat kerja keras tim suksesnya, khususnya Tim Srikandi (timses perempuan) saat kampanye Pemelihan Legislatif (Pileg) kemarin.
“Saya berterima kasih kepada semua tim sukses yang telah bekerja keras, terutama tim perempuan (Srikadi) yang menjadi garda terdepan kemenangan suara saya di Pileg, in sha Allah kedepannya saya akan fokus berjuang untuk pemberdayaan kaum perempuan, khususnya di Lombok Barat,” tambah Bunda Nanik.
Bunda Nanik mengatakan, awalnya dirinya kurang tertarik terjun langsung ke dunia politik, namun atas permintaan suami dan putranya, Bunda Nanik diharapkan bisa menggantikan posisi Farin di DPRD NTB, karena Farin maju di Pilkada Lombok Barat. Pertimbangannya ketika itu, jika ada perwakilan Lombok Barat di Dewan Provinsi, maka aspirasi masyarakat Lombok Barat pun bisa diperjuangkan dengan lebih baik.
“Bapak dan Mas Farin selalu memberikan support hingga rasa percaya diri saya muncul, wal hasil dengan Bismillah saya putuskan untuk ikut di pemilihan legislatif,” cerita Bunda Nanik
Setelah itu yang terjadi diluar dugaan. Kaum perempuan, khususnya istri-istri mantan kades dan kadus era Zaini Arony langsung merapat menyatakan siap menjadi pencari suara untuk Bunda Nanik.
Rupanya, kebiasaan Bunda Nanik turun ke desa dan dusun-dusun ketika suaminya Zaini Arony menjabat sebagai Bupati Lombok Barat membuatnya menuai buah manis di Pileg 14 Februari kemarin. Hasilnya, beliau mendulang suara tertinggi di Dapil 2 dan berhasil melenggang ke Udayana tanpa hambatan.
Tak main-main, sesuai hasil Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, Bunda Nanik memiliki suara tertinggi di Partai Gerindra dengan total 21.494 suara, mengalahkan caleg incumbent Sudirsah Sujanto, SPdB SIP yang hanya mendapatkan 17.609 suara.
Suara Hj Nanik Suryatiningsih bahkan mengalahkan suara putranya sendiri Naufar Furqony Farinduan pada Pileg 2018 yang hanya mendapatkan suara 16 ribu lebih.