Iklan Gub dan Wagub NTB baru

Fahri Hamzah ungkap dukungan Jokowi pada Prabowo bukan isapan jempol belaka, keputusan rekonsiliasi memang sudah lama

H. Fahri Hamzah, S.E., dalam acara silaturahmi dan konsolidasi relawan Prabowo-Gibran di Sekertariat TKD NTB di Jalan Panjitilar Selasa (16/1) hari ini.

Rekonsiliasi ini sebenarnya merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah bangsa dan memulihkan kembali suatu hubungan dari kondisi buruk ke keadaan damai. Upaya rekonsiliasi dilakukan karena Jokowi melihat puncak perselisihan yang terjadi antara pendukungnya dan pendukung Prabowo saat itu.

Dan niat Jokowi ini disambut baik oleh parpol-parpol pendukung, karena saat itu mereka simple saja berfikir, jika kekuatan Jokowi dan Prabowo yang memiliki suara 100 persen pada Pemilu 2019, mengapa tidak dilakukan rekonsiliasi, supaya rakyat tidak bermusuhan lagi.

Tadinya Fahri Hamzah dan kawan-kawan pendukung Jokowi dan Prabowo berfikir sederhana saja, rekonsiliasi ini nantinya juga bisa mengantarkan Prabowo dengan mudah menjadi Presiden RI 2024, karena menurut Jokowi, setelah dirinya, Prabowo lah yang pantas menjadi Presiden karena telah terbukti mendapat dukungan rakyat terbanyak setelah dirinya.

Fahri Hamzah mengungkapkan dukungan Jokowi untuk Prabowo bukan isapan jempol belaka.

“Terus terang kami waktu itu punya pikiran sederhana, Jokowi dan Prbowo penguasa suara rakyat indonesia karena saat Pemilu 2019 Jokowi memenangkan suara 55% lebih dan Prabowo 45% lebih,” kenang Fahri Hamzah.

BACA JUGA:   Semakin kuat, dukungan Prabowo-Gibran kini datang dari Relawan Kartini Lombok Timur

Maka saat itu, parpol dan tokoh-tokoh kepala, yang dulu gontok-gontokaan di Pemilu 2019, yang dulu sulit sekali sejalan, berkat Jokowi bisa bersatu kembali, dan perdamaian ini pun nampak terlihat dalam Kabinet Jolowi yang memunculkan nama Prabowo dan Sandiago Uno sebagai Menteri.

Namun ternyata dalam perjalanan mendekati Pemilu 2024, kepingan yang dulu retak dan telah disatukan lagi oleh Jokowi, mulai menunjukkan riak. Dan riak ini berhasil memecahkan kepingan yang sudah menyatu itu.

“Rupanya ada orang-orang yang senang melihat perkelahian ini terus berlangsung dan tak ingin suasana damai terjadi di setiap pemilu dan orang-orang inilah yang kemudian diambil oleh parpol-parpol sponsor,” ungkap Fahri Hamzah.

Bagikan

Artikel Terkait