Iklan Pemprov NTB

Fahri Hamzah ungkap dukungan Jokowi pada Prabowo bukan isapan jempol belaka, keputusan rekonsiliasi memang sudah lama

H. Fahri Hamzah, S.E., dalam acara silaturahmi dan konsolidasi relawan Prabowo-Gibran di Sekertariat TKD NTB di Jalan Panjitilar Selasa (16/1) hari ini.

KUPAS NTB – Masih jelas dalam ingatan bagimana persaingan sengit persaingan di Pemilu 2019. Ketika itu duel antara paslon capres cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cukup membuat rakyat Indonesia terpecah belah.

Bayangkan saja, para tim sukses saling serang di televisi maupun media cetak. Begitu pun para pendukung, mereka saling memaki di media sosial bahkan hingga berujung penyebaran berita hoax demi menghancurkan karakter jagoannya.

Rupanya kondisi inilah yang melatarbelakangi rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo. Hal ini membuat keduanya memutuskan berdamai dan menyatukan kekuatan dalam menentukan pemimpin negara 2024.

BACA JUGA:   Pasangan Prabowo-Gibran konsolidasi dukungan dengan Relawan Kartini Lombok Timur

Hal ini diungkap H. Fahri Hamzah, S.E., dalam acara silaturahmi dan konsolidasi relawan Prabowo-Gibran di Sekertariat TKD NTB di Jalan Panjitilar Selasa (16/1) hari ini.

Wakil Ketua PP Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) tersebut mengungkapkan, ada cerita dibalik dukungan Jokowi untuk Prabowo. Menurutnya dukungan Jokowi pada Prabowo bukan sekedar isapan jempol. Karena rekonsiliasi ini memang sudah diputuskan jauh-jauh hari sebelum Gibran diputuskan menjadi pendamping Prabowo.

Dihadapan ratusan relawan Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah menjelaskan kronologis rekonsiliasi yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo termasuk parpol pendukung pada Pemilu 2019.

“Pak Jokowi sangat prihatin dengan perpecahan yang terjadi saat pemilu 2019. Itu sebabnya dia mengajak Prabowo dan parpol yang bersebrangan dengan kubunya dulu untuk bersatu menjadikan Prabowo sebagai Presiden, karena memang fakta, setelah dirinya, Prabowo lah yang mendapat dukungan terbanyak, dulu kan Jokowi menang 50% lebih suara dan Prabowo 40% lebih suara,” ucap tokoh politik Indonesia asal NTB yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014–2019 ini.

Bagikan

Artikel Terkait