Iklan Gub dan Wagub NTB baru

Evaluasi asosiasi pariwisata : Dapat raport merah, ITDC diminta angkat kaki dari Lombok

Pimpinan Asosiasi Pariwisata
(Dari kiri ke kanan) Ketua ASITA, Dewantoro Umbu, Ketua ASTINDO, Sahlan M. Saleh, Ketua PHRI, Ni Ketut Wolini, Ketua ASPPI, Badrun
Moto GP Mandalika
Salah satu aksi joki dalam perhelatan MotoGP Mandalika

Ketua-ketua Asosiasi Pariwisata lain seperti PHRI, ASPPI dan ASITA, mengamini evaluasi yang dilontarkan Sahlan. Menurutnya, ITDC harus berafiliasi dengan pihak asosiasi agar kinerja ITDC bisa lebih maksimal memajukan KEK Mandalika.

“Berafiliasi dengan pemerintah daerah, iya kami setuju. Tetapi dengan asosiasi juga harus. Kami ini pelaku pariwisata. Kami sangat faham dengan karakter pariwisata NTB. Tetapi ruang komunikasi kami ditutup (ITDC). ITDC gagal dan sebaiknya segera angkat kaki,” tegas Ketua ASTINDO yang dikenal vokal di kalangan pelaku industri pariwisata di NTB ini.

Pentolan asosiasi pariwisata lain, juga mengungkapkan tolak ukur keberhasilan ITDC menyelenggaran event balap motor, salah satunya keberhasilan pelaku industri pariwisata dan pelaku industri lain di NTB. Namun dalam dua tahun terakhir, ITDC tidak mampu berbuat banyak untuk kemajuan pariwisata NTB.

BACA JUGA:   Pj Bupati Lombok Timur adakan Malam Anugerah Pariwisata: Siap digelar setiap tahun...

“Terbukti, sampai sekarang tetap aj masyarakat di sekitar Mandalika sekadar jadi pedagang asongan. Secara keseluruhan pelaku industri pariwisata di NTB, dalam dua tahun terakhir turun drastis. Jika dikalkulasi pendapatan pelaku industri pariwisata di perhelatan perdana MotoGP mampu meraup nilai bisnis hingga 15 miliar rupiah. Dalam dua tahun terkahir, turun menjadi hanya 5 miliar rupiah. Artinya, ITDC tidak mampu melakukan promosi untuk  meningkatkan kunjungan wisatawan,” imbuh asosiasi pariwisata lain.

Sejauh ini, pelaku industri pariwisata di Lombok khususnya, menilai perhelatan event balap motor di Sirkuit Mandalika tahun ini tidak lebih dari 6 ribu penonton. Namun, ITDC mengklaim mendapat untung besar. Mampu menghadirkan 100 ribu penonton.

“Anggap saja perheletan event motoGP 4 hari, kalau penonton hanya 6 ribu per hari, dari mana mereka klaim penonton sampai 100 ribu lebih?  Kalau mau lihat suksesnya motoGP lihat dari suksesnya industri pariwisata. Bukan main klaim-klaim saja,” pungkasnya mengkritisi.

BACA JUGA:   ITDC ajak masyarakat nikmati momen akhir tahun di tiga destinasi unggulan, Mandalika, The Nusa Dua dan Golo Mori

Bagikan

Artikel Terkait