Iklan Gub dan Wagub NTB baru

Evaluasi asosiasi pariwisata : Dapat raport merah, ITDC diminta angkat kaki dari Lombok

Pimpinan Asosiasi Pariwisata
(Dari kiri ke kanan) Ketua ASITA, Dewantoro Umbu, Ketua ASTINDO, Sahlan M. Saleh, Ketua PHRI, Ni Ketut Wolini, Ketua ASPPI, Badrun

KUPAS NTB – Asosiasi pariwisata besar di NTB, ASITA, ASTINDO, PHRI dan ASPPI bereaksi atas sikap ITDC yang terkesan ekslusif sejak mengelola KEK Mandalika. Hasil evaluasi kalangan asosiasi pariwisata NTB, ITDC dinilai gagal kembangkan KEK Mandalika dengan sirkuit-nya. Atas kegagalannya, empat asosiasi pariwisata besar di NTB, minta ITDC segera ‘angkat kaki’ dari Lombok.

Empat asosiasi besar menggelar diskusi terbatas, mengevaluasi  kinerja ITDC dua tahun terakhir di kawasan obyek wisata Senggigi, Rabu malam, 29 November 2023.  Perusahaan plat merah itu dinilai gagal mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, yang menjanjikan banyak perubahan di bidang pariwisata. Asosiasi pariwisata memberi ultimatum agar ITDC angkat kaki dari bumi Lombok.

Diskusi sejumlah asosiasi pariwisata itu memberi raport merah  untuk Indonesia Tourism Development Coorporation (ITDC).

BACA JUGA:   Farin-Khairatun terima SK Dukungan dari NW

Juru bicara gabungan Asosiasi Pariwisata NTB, Sahlan M. Saleh menilai ITDC tidak memberi manfaat bagi masyarakat NTB, khususnya Lombok. “Evaluasi kami, ITDC tidak memberi manfaat untuk masyarakat. Tenaga yang lokal yang diserap ITDC tidak lebih dari 10 persen. Kegiatan ITDC sangat minim melibatkan masyarakat lokal. ITDC terlalu ekslusif karena menutup diri dari asosiasi pariwisata di NTB. ITDC menutup ruang komunikasi dengan asosiasi. ITDC tidak pernah mengajak bicara asosiasi, bagaimana mengembangkan Mandalika agar  lebih sukses,” beber Sahlan memberi evaluasi kehadiran ITDC di Lombok.

Tidak ada perubahan perubahan signifikan, lanjut Sahlan, dengan KEK Mandalika. Janji akan dibangun fasilitas pendukung pariwisata seperti hotel dan lain-lain sampai saat ini tidak terlihat sesuai master plan yang dielu-elukan sejak dulu. “Kami hanya dapat janji palsu. Tidak ada pertumbuhan hotel seperti yang disampaikan dalam master plan (pengembangan KEK Mandalika),” katanya kecewa.

Menurut Ketua ASTINDO NTB ini, kehadiran ITDC di Lombok tidak memberi manfaat bagi asosiasi seperti PHRI, ASPPI, ASITA maupun asosiasi pariwisata lainnya di NTB. “Sekali lagi karena ITDC tidak membuka ruang komunikasi dengan asosiasi. ITDC gagal, dan sebaiknya angkat kaki dari Lombok,” tegas Sahlan.

BACA JUGA:   Beri edukasi ITDC Gandeng Yayasan Gugah Nurani Indonesia peringati HAN ke 40  

Bagikan

Artikel Terkait