Selain mengukuhkan tim, Aryadi menjelaskan bahwa hasil pertemuan ini akan dituangkan dalam Peraturan Gubernur untuk memperkuat regulasi terkait pelatihan vokasi. Ia berharap regulasi ini dapat memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak serta meningkatkan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaan program.
“Regulasi yang tepat sasaran akan mempermudah kita dalam mengukur keberhasilan program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur, Verry Fahrudin, SE., MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembentukan Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pelatihan Vokasi adalah langkah strategis untuk mengoptimalkan pelaksanaan pelatihan vokasi di NTB.
“Kita memastikan setiap anggota memahami tugas dan fungsi masing-masing sehingga program di tahun 2025 berjalan lebih optimal,” ungkapnya.
Verry juga mengungkapkan arahan dari Kementerian Ketenagakerjaan, yang menargetkan 1 juta peserta pelatihan vokasi secara nasional pada tahun 2025. Target ini merupakan lompatan besar dibandingkan capaian sebelumnya, yang rata-rata hanya melibatkan 200 ribu peserta per tahun.
“Kami diminta untuk mencapai target tersebut tanpa tambahan anggaran signifikan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mempercepat penurunan angka pengangguran yang saat ini mencapai 9 juta orang,” jelasnya.
Menurut Verry, pelatihan vokasi menjadi bagian dari Asta Cita Presiden dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul. Selain itu, ada lima sektor prioritas yang akan menjadi fokus pelatihan vokasi pada 2025, yaitu: Sektor Pertanian, Teknologi Informasi, Hilirisasi Energi, Hospitality (Pariwisata dan Perhotelan) dan Kesehatan (Caretaker dan Tenaga Sosial di Bidang Kesehatan)
Ia juga menyampaikan bahwa triwulan pertama tahun 2025 akan difokuskan pada pelatihan di sektor pariwisata dan perhotelan. Langkah ini mendukung kawasan prioritas nasional seperti Mandalika di NTB.
Sebagai tindak lanjut, Verry mengungkapkan bahwa rencananya akan ada kick-off pelatihan vokasi dan sertifikasi nasional pada akhir Januari atau awal Februari 2025. Kegiatan ini akan menjadi tonggak awal pelaksanaan program sertifikasi serta gerakan produktivitas nasional yang diharapkan berdampak luas bagi pengembangan tenaga kerja.
Acara pengukuhan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pelatihan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di NTB. Dengan revitalisasi pelatihan vokasi yang terencana dengan baik, NTB optimistis dapat menciptakan tenaga kerja yang kompeten, produktif, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.