Sementara itu, Maria Ginting selaku Direktur Utama PT Wira Karitas dan Wakil Ketua Umum APJATI Wilayah Asia Pasifik, Australia, serta New Zealand, menegaskan pentingnya penempatan PMI yang legal, aman, dan bermartabat.
“PMI bukan sekadar pekerja. Mereka adalah aset bangsa. Mereka membawa kemampuan kerja, transfer teknologi dan budaya, serta harapan masa depan,” kata Maria.
Ia juga menekankan bahwa sektor PMI adalah penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas.
Di NTB sendiri, sumbangan remitansi PMI memiliki dampak yang besar pada ekonomi daerah.
Oleh karena itu, semua pihak, termasuk sponsor dan lembaga pelatihan, diminta untuk terus memperkuat komitmen dalam mendukung penempatan PMI secara profesional.
Sesuai dengan informasi dari BP3MI, PT Wira Karitas berada di posisi ketiga secara nasional dalam hal jumlah penempatan PMI antara Januari dan Februari 2025, dengan lebih dari 1.000 PMI yang diberangkatkan dari NTB.
Maria juga mendukung kerjasama antar sektor, khususnya di bidang kesehatan, untuk mengurangi jumlah PMI yang tidak lulus ujian kesehatan di negara tujuan.
“Dengan mengirim satu PMI, kita membantu setidaknya lima anggota keluarganya. Kita bukan hanya perusahaan, kita adalah saluran berkat,” jawabnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Cabang PT Wira Karitas NTB, Edy Sinurat, menyampaikan bahwa perusahaan telah beroperasi selama 25 tahun di NTB dan terus meningkatkan jangkauan penempatan PMI ke berbagai negara seperti Malaysia, Jepang, Rumania, serta sedang menjajaki peluang ke Maladewa, Jerman, Australia, dan Korea Selatan.
PT Wira Karitas juga telah mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Wira Karitas Internasional yang menyediakan pelatihan bahasa Jepang bagi CPMI yang akan pergi ke Jepang.
“Pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dan para mitra sangat kami harapkan, agar PMI asal NTB siap bersaing secara global,” tutup Edy.***
