KUPAS NTB – Umi Dinda, sapaan akrab dari Wakil Gubernur NTB, menerima puluhan tenaga honorer dari Daerah Irigasi Batu Dulang dan Mamak Kakiang untuk beraudiensi.
Mereka telah mengabdi tanpa henti dan tanpa mengenal lelah sejak tahun 2009 hingga 2024.
Mereka datang untuk mempertanyakan hak-hak mereka.
Wagub NTB Safari Ramadhan ke pelosok Desa Ekowisata Sumbawa
Suasana pertemuan tersebut pun tampak penuh haru dan harapan menyelimuti para tenaga honorer tersebut.
Peralihan yang dilakukan oleh Satker TPOP Dinas PUPR NTB ke BWS NT I menimbulkan polemik dan kekhawatiran besar bagi tenaga honorer Batu Bulan Mamak, mengingat mereka telah menjadi tenaga honor yang di SK Kan di SKPD-TPOP Dinas PUPR NTB sejak tahun 2009 sampai 2024.
Para pegawai honorer yang diwadahi oleh BWS NT I hadir dengan satu harapan untuk memperoleh kepastian di tengah berlangsungnya proses PPPK yang dianggap mengancam masa depan mereka.
Lakukan Syafari Ramadhan ke pelosok, Wakil Gubernur NTB ingatkan soal pelestarian hutan
Pada acara Audiensi yang berlangsung di Aula Hotel Lotus SMK I Sumbawa, perwakilan tenaga honorer menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai ketidakpastian status tenaga honorer yang telah lama mereka perjuangkan.
Mereka berharap kepada Wakil Gubernur NTB, Umi Dinda untuk dapat menjadi penghubung dalam menyampaikan tuntutan ini ke pusat dengan tegas.
“Harapannya Umi Dinda sebagai pemimpin tertinggi daerah tau jika ini merupakan hak kami sebagai warga NTB untuk memperoleh kejelasan dan pertanggungjawaban konkret dari pihak berwenang mengenai nasib kami sebagai pelayan masyarakat dan garda terdepan dalam pengairan, terutama di kabupaten Sumbawa,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Umi Dinda merespons dengan menginstruksikan agar Plt Kadis PUPR NTB segera menjalin komunikasi dengan BKD Prov NTB dan BWS NT I untuk mencari solusi terbaik agar tenaga honor tersebut bisa diakomodasi di Provinsi.
Umi Dinda juga mengingatkan kepada tenaga honor Batubulan dan Mamak Kakiang untuk terus bekerja seperti biasa sebagai garda terdepan dalam melayani masyarakat dan menjadi ujung tombak dalam pengairan.***