Selain itu, program Saber DO (Sapu Bersih Drop Out) akan digalakkan untuk mengembalikan anak-anak putus sekolah ke bangku pendidikan. Dalam mendukung program ini, Pemkab menjalin kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) guna membuka lebih banyak peluang beasiswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu.
Di bidang kesehatan, Pemkab berupaya meningkatkan status RSUD Tanjung dari tipe C ke tipe B, agar pelayanan medis lebih berkualitas. Penanggulangan stunting juga menjadi perhatian, dengan fokus pada edukasi pola makan sehat bagi ibu hamil dan balita.
Dalam sektor ekonomi, program pengentasan kemiskinan akan diperkuat melalui bantuan sembako bagi masyarakat miskin ekstrem serta pengembangan pusat perekonomian baru di Teluk Nara, Lokok Puteq, dan Genggelang.
Sementara itu untuk meningkatkan akses informasi dan pelayanan digital, Pemkab merencanakan penyediaan internet gratis di 10 titik fasilitas publik serta memperkuat komunikasi melalui media pemerintah daerah dan mitra media lokal.
Sebagai daerah rawan bencana, Pemkab Lombok Utara berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui optimalisasi Desa Tangguh Bencana (Destana). Program ini akan ditingkatkan di sekolah-sekolah agar budaya siaga bencana tertanam sejak dini.
Dalam sektor pembangunan, Pemkab mempercepat penyusunan rencana aksi pengentasan kemiskinan serta menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara tematik.
“Saya ingin sebelum Musrenbang nanti ada konsep tematik, sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa lebih tertata dan jelas,” tegas Najmul.
Ia menegaskan bahwa Program 99 Hari Kerja bukan sekadar agenda jangka pendek, tetapi pijakan awal menuju perubahan yang lebih besar bagi Lombok Utara.
Bupati ingin memastikan bahwa semua program ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Karen ini adalah langkah awal membangun Lombok Utara yang lebih maju.***