Selanjutnya Bunda Nanik mengingatkan warga pentingnya memilih menggunakan hati nurani tanpa embel-embel diberi sesuatu (disogok) oleh calon pemimpin.
Pasalnya, jika kita memilih karena sogokan, maka itu sudah menunjukkan kualitas kita sebagai manusia yang pamrih, alias mau melakukan sesuatu jika diberi sesuatu. Dan parahnya lagi, tanpa kita sadari telah menutup masa depan anak-anak kita, karena Lombok Barat akan hancur dipimpin seorang penyogok.
“Jadi Pilkada ini bukan sekedar memilih Rintun atau tidak, tapi lebih kepada kualitas kita sebagai manusia, dan masa depan anak-anak yang kita hancurkan” tegas Bunda Nanik.
Karena dampak dari sifat pamrih (harus disogok) ini sangat berbahaya bagi nasib Lombok Barat kedepannya.
“Bagaimana kita bisa obyektif melihat kualitas calon jika kita sudah disogok untuk memilih? Karena pasti kita memilih calon yang memberii sogokan itu, tanpa melihat kualitas atau rekam jejak prestasinya,” tanya Bunda Nanik.
Sebaliknya, jika kita memilih menggunakan hati nurani, maka kita akan obyektif menilai kualitas seorang calon. Melihat latar belakang pendidikan dan rekam jejak prestasi yang sudah diraih sejauh ini.
“Jika sudah obyektif menilai kualitas masing-masing calon, maka masyarakat tidak akan salah memilih pemimpin, karena akan lahir dari Pilakda seorang pemimpin yang cerdas dan berkualitas, yang mampu membawa Lombok Barat lebih maju dan sejahtera,” ucap istri mantan Bupati Lombok Barat dua periode DR H Zaini Arony ini.