Memilih pemimpin menurut mereka merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya syiar terhadap terwujudnya kebaikan, dan perubahan ke arah yang lebih positif bagi agama, nusa, dan bangsa.
“Kami para masyaikh dan tuan guru berpandangan, memilih pemimpin atau umara itu adalah kewajiban. Jadi atas dasar tersebut, para ulama mengharapkan seluruh pemilih dari milenial hingga pemilih tua kami harapkan jangan sampai tidak menggunakan hak pilih alias golput,” tegasnya.
Dalam sistem pemilu one man one vote, TGH Supardi Ramli mengungkap satu suara dalam pemilu dapat mengubah banyak hal. Satu suara sangat penting untuk menentukan nasib bangsa dan ummat ke depan.
Pihaknya kemudian berharap semua pihak khususnya tokoh agama dapat menyampaikan syiar-syiar kebaikan terkait pemilu 2024.
“Kita berharap para tuan guru, di majelis taklim atau dalam berkhutbah, atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya Islami agar bisa memberikan pesan penting ini kepada jemaah. Jangan sampai atas dasar pertimbangan yang tidak jelas kemudian tidak menggunakan hak pilih,” terangnya.
Isu kedua yang juga menjadi keresahan Baruda Nusantara NTB adalah kian nyatanya praktek politik uang.