Iklan Gub dan Wagub NTB baru

Suhu politik nasional memanas, elit politik saling sindir kecurangan

Suhu politik memanas
Calon presiden Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo daan Prabowo Subianto

“Rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi. Kecurangan pemilu sudah terlihat dan mulai terjadi lagi. Pesta demokrasi harus kita kawal.  Kecurangan dalam pesta demokrasi tidak boleh terjadi lagi. Pemilu harus dilaksanakan dengan jujur, adil, bebas, rahasia dan terbuka untuk umum,” ungkap Megawati dalam pidato politiknya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Megawati Soekarno Putri
Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri

Pidato Joko Widodo yang menyebut politik di tanah air terlalu banyak drama atau drakor atau sinetron, semakin membuat suhu perpolitikan tanah air kian memanas.

BACA JUGA:   Copot Anwar Usman, Jimly Asshiddiqie dilaporkan ke Dewan Etik MK

Saling sindir komentar pun terjadi di berbagai media publik. Ada yang menyebut Jokowi tidak sadar, menyebut drakor atau drama politik Indonesia karena Jokowi lah sutradaranya.

Tidak cukup sampai  di situ, saling sindir kecurangan dan intervensi kian meruncing di arena pencabutan dan penetapan nomer urut paslon capres di gedung KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.

Saling sindir petinggi politik tersaji di berbagai media masa. Paslon Ganjar-Mahfud dan paslon Anies-Muhaimin, terang terangan mengajak pemilu harus dilaksanakan secara adil dan jujur. Tidak ada intervensi mengatasnamakan jabatan atau keluarga.

“Pemilu itu kalau kita ibaratkan permainan sepakbola semua harus mengawasi. Kalau ada pemain yang curang soraki. Kalau ada wasit yang curang laporkan, kalau ada wasit yang curang foto dan viralkan,” kata Muhaimin.

BACA JUGA:   Kembali Meletus, Jokowi : Perang Israel-Hamas masih sulit dihentikan
Bagikan

Artikel Terkait