Iklan Pemprov NTB

Waspada! BMKG catat 3 zona aktif rawan gempa di Indonesia

BMKG
Gempa guncang Jawa Barat hari ini

KUPAS NTB – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikora Karnawati menyampaikan keterangan pers terakit 3 zona aktif rawan gempa di Indonesia, Kamis 14 Desember 2023.

“Secara umum, Indonesia adalah zona rawan gempa. Namun ada klaster-klaster tertentu yang terindikasi klaster relatif lebih sering mengalami gempa bumi atau lebih rawan mengalami guncangan gempa,” kata Dwikora.

Pagi hari in, gempa bumi tektonik berkekuatan 4,6 magnitudo mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Gempa terjadi Kamis,  14 Desember 2023  pukul 06.35 WIB. Informasi gempa bumi ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut Dwikora, wilayah tersebut memang rentan mengalami gempa bumi. Artinya zona tersebut memang relatif rawan dibandingkan sekitarnya. Dalam periode 1 November-14 Desember,  di Jwa Barat dan setidaknya terdapat tiga zona aktif gempa.

Zona pertama adalah zona aktif gempa yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, dan Nanggung Kabupaten Bogor. Di zona ini, setidaknya sudah ada 55 kali gempa dengan kekuatan terkecil 1,8 magnitudo dan terbesar 4,6 magnitudo. Gempa ini menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan.
Zona kedua adalah zona Cianjur atau Sesar Cugenang yang sudah 12 kali diguncang gempa. Enam gempa di antaranya dirasakan dengan kekuatan 2 magnitudo hingga 2,9 magnitudo. Lalu zona ketiga, zona sesar Garut Selatan atau Garsela di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung sebanyak delapan kali dengan kisaran kekuatan 2,1 magnitudo hingga 2,7 magnitudo.

“Beberapa di antaranya guncangan tersebut dirasakan,” jelasnya.

Soal kejadian yang terjadi hari ini, posisi dari gempa tersebut pusatnya berada pada lokasi 6,76 lintang selatan dan 165 derajat bujur timur. Adapun kedalaman pusat gempa bumi berada pada kedalaman 5km.
“Kemudian perlu disampaikan bahwa dengan memperhatikan pusat dan kedalaman gempa bumi yang terjadi, jenisnya adalah gempa bumi dangkal yang diduga akibat sesar aktif,” pungkas Dwikorita. ***

Bagikan

Artikel Terkait