KUPAS NTB – Pentingnya riset dan inovasi yang selaras dengan potensi daerah sesuai dengan visi dan misi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sangatlah penting mengingat strategi utama untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis pengetahuan.
Pemprov NTB melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) menjadikan riset sebagai tulang punggung untuk merumuskan kebijakan yang berbasis bukti (science based policy) dan menyelesaikan masalah-masalah konkret di masyarakat.
Itu sebabnya saat BRIDA NTB menggelar rapat koordinasi (Rakor) Kamis (11/9) di Aula BRIDA NTB, mengambil tema Optimalisi Capaian Kinerja Riset dan Inovasi Daerah, yang mana lebih menfokuskan riset yang selaras dengan potensi daerah sesuai dengan visi misi Pemprov NTB.
Rapat koordinasi dipimpin langsung oleh Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., serta dihadiri oleh perwakilan seluruh kelompok kerja (pokja).
Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya menyusun arah pembangunan riset dan inovasi daerah secara berkelanjutan.
Dalam rapat disepakati bahwa beberapa program riset prioritas akan segera digarap lebih dulu, dengan target yang sudah ditetapkan.
Hal ini dilakukan agar kinerja BRIDA dapat mencapai target melalui kerja maraton yang diselaraskan dengan rancangan APBD 2026.
Kepala BRIDA NTB menyampaikan harapan agar seluruh pihak dapat berperan aktif dalam memastikan keberlanjutan program riset dan inovasi, sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan mendukung pencapaian visi pembangunan daerah.
Aryadi menyadari pentingnya riset dan inovasi yang selaras dengan potensi daerah karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Keterkaitan ini menciptakan sinergi yang kuat antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya alam serta budaya yang unik di suatu wilayah.
“Sehingga BRIDA harus selektif memilih dan menetapkan riset yang betul-betul selaras dengan potensi NTB sesuai visi misi daerah sehingga output riset yang dihasilkan mampu menjawab persoalan-persoalan kongkrit yang ada di masyarakat,” tegas Aryadi.