KUPAS NTB – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans NTB) menyelesaikan pelatihan tahap 1 untuk peserta magang Jepang.
Suasana emosional dan penuh antusiasme menghiasi acara Penutupan Pelatihan Tahap 1 serta Wawancara Orang Tua peserta magang Jepang Angkatan 2025-4/ke-377 yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans NTB) di Balai Latihan Kerja (BLK) Mataram, pada Kamis (24/04).
Program ini adalah buah dari kolaborasi antara Kementerian Ketenagakerjaan RI dan IM Japan (International Manpower Development Organization Japan) yang dihelat di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi, dalam ucapannya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas komitmen para peserta serta dukungan yang penuh dari orang tua dan semua pihak yang berkontribusi dalam pelaksanaan pelatihan, termasuk pengurus IKAPEKSI dan para pengajar.
DP3AP2KB NTB pastikan korban ‘Walid Lombok’ dapat pendampingan
Aryadi mengungkapkan bahwa pelatihan ini adalah komponen dari perlindungan tenaga kerja.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, peserta diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan memelihara citra positif Indonesia.
Ia juga menyampaikan bahwa 62 peserta yang telah menjalani serangkaian pelatihan tahap 1 kini bersiap untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Bekasi sebagai tahap akhir sebelum berangkat ke Jepang.
Ikuti program paket Iftar, hotel Pullman Lombok berikan hadiah umroh gratis untuk pria ini
“Ini bukan hanya penutupan pelatihan, ini adalah pelepasan pejuang-pejuang muda NTB menuju masa depan yang lebih baik. Kalian bukan sekadar pekerja, tetapi duta budaya, karakter, dan keunggulan anak bangsa,” kata Aryadi.
Para peserta telah menjalani proses yang ketat seperti pembelajaran bahasa, pelatihan mental dan disiplin dengan elemen militer, pemeriksaan kesehatan menyeluruh, serta pengenalan terhadap budaya dan etos kerja Jepang.
Menurut Aryadi, pelatihan ini krusial karena peserta akan bertemu dengan lingkungan kerja dan budaya yang sangat berbeda.
“Kalian akan hidup di negeri orang. Budayanya dan displinnya sangat keras, bukan kasar. Disiplin itu tidak kejam, tapi bentuk kasih sayang agar tidak terpeleset,”
“Begitu juga orang tua kita, mendidik kita kadang terlihat keras, tapi itulah cinta yang menjaga,” ucapnya dengan nada yang hangat.
Dalam kesempatan itu, Aryadi juga menegaskan betapa pentingnya mempertahankan jati diri.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Ini bukan berarti kita meninggalkan jati diri, tapi menyesuaikan sikap dengan lingkungan baru,”
“Tunjukkan bahwa kalian punya karakter dan nilai-nilai luhur sebagai Suku Sasak, Suku Sumbawa, dan Suku Mbojo. Bawa nilai-nilai itu, tapi sesuaikan diri kalian dengan lingkungan Jepang,”
“Jadilah contoh bahwa orang Indonesia juga mampu bekerja keras dan berkualitas di negeri orang,” katanya.